Jangan bicara padaku perihal rindu, jika kau tak bisa melebur jarak dan waktu menjadi satu untuk temu. Jangan bercerita padaku tentang rindu kalau kau belum bisa menyimpulkan senyum pada setiap sapaan yang menggoreskan kepiluan dihatimu. Kau tak boleh berkata rindu jika rasamu terkelupas oleh bisikkan angin pada hujan yang menyampaikan kenangan lewat rintikkan. Kau boleh berbincang tentang rindu kepadaku jika kau tahu, apa itu Rindu!
Rindu itu bersemayam diantara temu dan penantian, mengalir di kala tanah yang dingin dibasahi air yang membuat hati mencair. Rindu itu ada pada setiap spasi yang dibuat angin kala udara yang sesak terhirup dada yang rentan terkena abrasi. Di sebuah senja yang hilang dalam kedamaian ada rindu. Deburan ombak dan nyanyian ikan-ikan di lautan itu disebut Rindu. Diskusi antara sunyi, sepi dan sendiri itu bernama Rindu.
Jika kau bertanya padaku tentang rindu. Akan kubayangkan sekotak perasaan yang tertimbun dalam kenangan. Dan pada setiap bunyi yang ditimbulkan sunyi itu, kita namai Rindu.
Jika kau tanyakan padaku perihal rindu. Akan kubawa kau ke sebuah ruang tanpa raung dengan dinding berhiaskan goresan alam yang terhalang kerinduan. Ada kenangan di sana. Ada kedamaian di sana. Lalu kau mulai berceracau tentang harapan-harapan semu yang dipertahankan bibir ego yang bisu, itulah Rindu.
Pada sebuah pagi sejuk yang mengharapkan kantuk, kita berjalan menyusuri jalanan tak berwarna, tanpa tanda dan makna. Kita mulai melihat langit senja yang kemarin telat ditutupi mega, pada genangan air yang terkenang dalam tenang itu, ada Rindu.
Kisah mana lagi yang lebih menyakitkan dari pertemuan dua orang insan yang saling merindukan tapi aksara mereka tercekat dalam pikiran dan diam di kerongkongan. Hati mereka tergores, jiwa mereka terkelupas, luka menganga. Penyebabnya bukan pisau atau benda tajam lainnya, tapi karena Rindu.
Rindu selalu menyapa sang empunya. Namun, kemana rindu harus menepi jika memang tak punya ruang tuk disinggahi. Siapa kata jauh di mata dekat di hati? Ketika rindu memang tak memiliki hati untuk ditinggali. Dan kau butuh malam untuk menyampaikan salam pada rindu yang selalu dipendam.
Rindu itu nyanyian. rindu itu gelombang yang menghanyutkan. Rindu itu ketidakadilan. Rindu itu setetes kebahagiaan. Rindu itu yang menentramkan. Rindu itu harapan. Rindu itu semu. Rindu itu bisu. Rindu itu...
Apakah Rindu ada diantara diantara waktu dan jarak? Apakah Rindu itu keteduhan? Apakah Rindu seperti genangan air yang dihadirkan hujan lewat rinainya? Apakah dia yang datang dengan tawa dan pulang bersama harapan itu bernama Rindu? Lalu, apa beda Rindu dan harapan jika rindumu hanya angan?
Apa itu Rindu? Aku tak tahu...