Ijinkan Aku Memayungimu Dengan Sederhana


Ijinkan aku memayungimu dengan sederhana. Seperti pada pagi kemarin ketika kita dipaksa memajukan rutinitas harian lalu hujan turun memeluk pagi yang kedinginan, lantas ku bukakan payung kecilmu yang dinaungi harapan, lalu kita berjalan berdua meniti rintikan, aku memegangnya gemetaran, gugup, sementara kedua pipimu memancarkan warna merah pudar tanda kemalu-maluan.

Ijinkan aku memayungimu dengan sederhana. Di kala hujan, agar kau tak mengenang masa lalu ketika tetes-tetes kenanganmu bersama dia yang telah lalu jatuh tepat di atas ingatanmu, kemudian ku halangi dengan kanopiku untuk ku seret ke belakang agar pandanganmu tetap lurus ke depan, menatap masa yang akan datang, bersamaku.

Ijinkan aku memayungimu dengan sederhana. Ketika siang, kala kau bosan pada kehangatan yang mendinginkan perasaan, lalu bau tubuhmu mencair mencari kebahagiaan. Atau saat ucapan dan tindakan orang-orang membakar tengkuk indahmu, sampai-sampai keringat bercucuran pada dahimu lalu kau tertunduk lesu pada keadaan, aku akan  tetap berdiri bersama payung terbuka di sampingmu.

Ijinkan aku memayungimu dengan sederhana. Sampai kita tua, sampai panas dan hujan reda, sampai semesta, lelah memberi jeda.

Kumpulan Cerita Pendek, Puisi, Ulasan Buku, Keseharian, serta Kenangan akan segala hal yang tak dapat diucapkan. Baca, Rasakan, dan Lihat Kenyataan.

1 komentar: