Manusia-manusia Sibuk


Pada akhirnya kata-kata sudah tak bermakna lagi ketika ia telah keluar tanpa pikir sepuluh detik yang lalu dan berlalu begitu saja. Omongan hanya sebuah suara basi yang tak bisa dipegang apalagi dikuliti. Simpati kembali menjadi rasa yang menjijikan ketika yang bersimpati itu akhirnya menjadi pelaku pelecehan. Orang-orang hanya berkata bila mereka itu sibuk, tak peduli bahwa yang ada di bawah sana sedang diambang kematian.

Orang-orang sibuk, orang-orang berakal. Mereka terlalu sibuk sehingga lupa menggunakan akal. Aturan sederhana dalam bermain dadu adalah menunggu, dan biarkan orang lain menunggu dalam porsinya. Seorang pemain dadu tidak mungkin mau mendengar omongan lawannya yang minta izin untuk tidur sejenak lantas disuruhnya ia menunggu, karena itu tidak sesuai dengan porsinya. Tak mungkin.

Setidaknya gunakan logika, sebab yang kadang-kadang tak ada logika itu cuma cinta. Hargailah setiap waktu orang lain, karena jika kau punya mall untuk dikunjungi, barangkali ia pun sama punya sedikit waktu untuk menabur bunga di liang ibu-bapaknya. Ketika kau merasa hanya memiliki waktu seharian bersama keluarga, bayangkanlah juga kesepian yang setiap hari menggerogotinya. Dalam hidup memang tidak diharamkan untuk meninggikan ego, namun sikap tanpa otak seperti itu sudah kita istilahkan dengan bego.

Keadilan tidak selalu berbicara di pengadilan, bukan. Jika yang kalian ingini adalah sebuah kisah bersenang-senang, maka saranku pikirkanlah juga kepala teman yang berkunang-kunang. Mereka yang hidup di ujung kematian adalah mereka yang bisa menghargai waktu dan keringat orang lain. Seperti perkataan salah satu tokoh yang saya ingat. Berpikirlah sebelum kau berbicara, dan membacalah sebelum kau berpikir.

Kumpulan Cerita Pendek, Puisi, Ulasan Buku, Keseharian, serta Kenangan akan segala hal yang tak dapat diucapkan. Baca, Rasakan, dan Lihat Kenyataan.

1 komentar: