Tergantung Pilihan


Bahwa bukan kita satu-satunya yang punya kebenaran, pikiran, dan perasaan, orang lain pun mempunyai apa yang kita punya. Kita hanya perlu merasa dan berpikir serta menanggalkan rasa benar. Pikiran akan membawa kita pada sebuah kenyataan, lalu perasaan membaurkannya menjadi sesuatu antara benar dan baik, antara salah dan tidak tepat.

Kebenaran merupakan hak mutlak untuk dia yang Maha Benar. Apa yang kita kira benar pada kenyataanya hanya benar menurut kita sedang pada dimensi yang berada di luar diri kita hal itu tentu tidak benar. Kabut tipis yang menjadi pemisah manis berhasil membuyarkan penglihatan kita pada sesuatu yang salah namun terasa benar dalam realitas yang subjektif.

Keitka seseorang memutuskan untuk mencintai sesuatu maka sudah dipasikan ada sesuatu yang lain yang telah dikorbankan. Sejarah tidak pernah mencatat ada pembagian cinta dan korban, keduanya berbeda tempat pada satu mata uang yang sama. Bahwa cinta dan korban tidak bisa dibagi. Alasannya barang kali sesederhana ini dan itu, ini dan itu tidak akan bersatu meski ini telah berusaha menunjuk itu, namun ketika ia berada dekat sekali dengan itu, pada detik itu juga, ini telah menjadi itu. Pun sama halnya dengan cinta dan korban, cinta bisa saja mengorbankan dirinya, namun ketika dia telah dekat ke bentuk korban, dia akan menjadi korban itu sendiri. Keduanya satu paket, seperti gagal dan sukses, seperti ada dan tiada, seperti itu dan ini, dan seperti hidup dan mati, tak mungkin dibagi, tak mungkin dibuat salah satu saja, keduanya selalu beriringan, suka tidak suka, mau tidak mau.

Pilihannya dikembalikan lagi pada diri masing-masing. Tetap pada ego dan mengorbankan cinta, atau membunuh korban lalu hidup bersama.

Lagi, lagi, dan lagi. Saya kembali mengingatkanmu tentang arti memahami, makna mengahargai orang lain dan diri sendiri. Semuanya sama, mempunyai paket hidup dan mati, cerita-cerita sedih dan bahagia, pikiran dan perasaan. Tidak ada yang lebih dan yang kurang, yang ada hanya sebuah ketidakmengertian.

Kumpulan Cerita Pendek, Puisi, Ulasan Buku, Keseharian, serta Kenangan akan segala hal yang tak dapat diucapkan. Baca, Rasakan, dan Lihat Kenyataan.