Pada Sebuah Masa





Tatap mataku sekali lagi kemudian ulangi perkataanmu tadi. Kata-katamu tak bisa ku terima sebagai kata, hanya ungkapan tanda menyerah dan putus asa. Ada apa denganmu, Cinta. Tiba-tiba kau relakan tanganmu menyentuh dengan keras pipi kiriku kemudian kau menangis tersedu. Apa yang salah denganku? Apa kau tak bisa menerima segala hal baik tentang diriku? Apa kau malu berdua meniti waktu denganku? Atau, aku memang sudah tak pantas menempati tempat khusus di hatimu.

Aku yang tak pantas untukmu, katamu sambil menekuk leher. Kau arahkan padanganmu, aku melihat buliran air dari mata indahmu, menetes membasahi pipi.

Ku tadah air matamu sebelum jatuh ke bumi, menarik ragamu, ku peluk kau ke dalam dekapanku. Lalu didekat telingamu kubisikan bahwa tak ada yang lebih membahagiakanku dari kesederhanaanmu, keapaadanyaannya dirimu, seperti ini Cinta, aku tambah bahagia mencintaimu. Sudah jangan menangis, tak akan ku biarkan semesta merasakan air  matamu. Kemudian ku eratkan dekapanku, dan lenganmu melingkari punggungku.

Kumpulan Cerita Pendek, Puisi, Ulasan Buku, Keseharian, serta Kenangan akan segala hal yang tak dapat diucapkan. Baca, Rasakan, dan Lihat Kenyataan.