Pada Sebuah Masa
Tatap mataku sekali lagi kemudian ulangi perkataanmu tadi. Kata-katamu tak bisa ku terima sebagai kata, hanya ungkapan tanda menyerah dan putus asa. Ada apa denganmu, Cinta. Tiba-tiba kau relakan tanganmu menyentuh dengan keras pipi kiriku kemudian kau menangis tersedu. Apa yang salah denganku? Apa kau tak bisa menerima segala hal baik tentang diriku? Apa kau malu berdua meniti waktu denganku? Atau, aku memang sudah tak pantas menempati tempat khusus di hatimu.
Aku yang tak pantas untukmu, katamu sambil menekuk leher. Kau arahkan padanganmu, aku melihat buliran air dari mata indahmu, menetes membasahi pipi.
Ku tadah air matamu sebelum jatuh ke bumi, menarik ragamu, ku peluk kau ke dalam dekapanku. Lalu didekat telingamu kubisikan bahwa tak ada yang lebih membahagiakanku dari kesederhanaanmu, keapaadanyaannya dirimu, seperti ini Cinta, aku tambah bahagia mencintaimu. Sudah jangan menangis, tak akan ku biarkan semesta merasakan air matamu. Kemudian ku eratkan dekapanku, dan lenganmu melingkari punggungku.
Billie Wijaya U
Kumpulan Cerita Pendek, Puisi, Ulasan Buku, Keseharian, serta Kenangan akan segala hal yang tak dapat diucapkan. Baca, Rasakan, dan Lihat Kenyataan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Contact Form
Postingan Terlaris
-
Di penghujung jalan yang menjadi pemisah antara kenyataan dan kepercayaan, terdapat sebuah toko yang didiami beragam ras dan agama. Bil...
-
Aku menatap kawanan gagak di pelataran menunggu kesiapan. Mencoba berdamai dengan kenangan. Merapikan kepingan-kepingan aksara kemudian...
-
Judul Buku : Lelaki Harimau Penulis : Eka Kurniawan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tebal : 194 hlm ISBN : 978-602-03-0749-7 Rat...